Jumat, 06 Mei 2011

Legenda Batu Gantung

Batu gantung sebuah cerita rakyat di tanah batak tapanuli yaitu didaerah simalungun,  tepatnya letak batu gantung tersebut di daerah tebing di pinggiran danau toba. Konon cerita tersebut di dalam masyarakat batak percaya bahwa cerita tersebut benar-benar terjadi.
Cerita ini mengungkapkan putus asa seorang gadis pada zamannya akibat dari masalah pribadinya yang tak dapat dia atasi dengan tuntas, cerita ini berdampak terbentuknya Nama kota "Parapat "yang terkenal sebagai pintu masuk untuk berkunjung ke Danau Toba yang Indah itu.
Gadis tersebut hidup bersama kedua orang tuanya dan mereka tinggal didesa kecil nan sepi, gadis ini anak yang patuh kepada orang tuanya, rajin membantu kegiatan orang tuanya di ladang=kebun , disawah serta mengurus rumah dan kebiasaan orang Batak bahwa anak gadis yang patuh dan setia kepada orang tua selalu diberkati TUHAN.Si gadis sangat mencintai orang tuanya.
Sepanjang hidup bermasyarakat sigadis ini pandai bergaul dan banyak teman, gadis ini gadis yang ceria dan santun didalam bergaul dan pandai membuat orang lain simpatik kepadanya , suka menyenangkan orang lain,suatu ketika gadis ini hatinya terpaut kepada pemuda desa yang dia sayangi dan dia cintai.
Tetapi didalam kebiasaan budaya orang Batak, jika dalam satu keluarga mempunyai anak gadis  yang sudah mulai dewasa biasanya dijodohkan kepada laki-laki anak dari saudara perempuan Bapaknya sigadis yang disebut Pariban. Pariban = anak dari namboru=tante /saudara perempuan dari bapak si gadis.
Gadis desa dalam suku batak yang dijodohkan biasanya tidak bisa menolak permintaan orang tuanya khususnya jika laki-laki itu adalah pariban kandung.
Suatu ketika orangtua si gadis menyampaikan maksudnya kepada gadis kesayangan mereka untuk dapat menerima maksud orangtuanya itu dan agar dipikirkan dan diterima. Orangtua si gadis tidak terpikirkan bahwa gadisnya sudah punya pilihan sendiri yaitu pemuda desanya. Hal perjodohan inilah yang membuat hati sigadis murung dan tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak tahu jalan apa yang harus ditempuh untuk membendung kemelut bathinnya.
Suatu saat tertentu orangtua si gadis ada urusan yang penting di daerah lain dan pergi meninggalkan desa, disaat itulah si gadis pergi ke ladang=kebun sambil duduk merenung maksud orangtuanya dan membuat dia kehabisan akal apa yang harus dilakukan.Hatinya hancur, pikirannya menjadi kacau balau karena dia tidak sanggup menolak kehendak orangtuanya. Gadis ini merasa sangat terjepit, dia bagaikan memakan buah si malakama, artinya dimakan mati ayah, tak dimakan mati ibu.
Sigadis tidak mampu mengatasi kesulitannya dan dia akhirnya putus asa mengucurkan air mata sambil berjalan berlahan-lahan  dengan tidak memikirkan dan melihat situasi perjalanannya , ternyata dia sudah menuju tepi danau toba yang berjurang terjal  sangat dalam dan dia hendak melompat, ternyata si gadis tidak sendirian dan ditemani anjing kesayangannya yang bernama Si Gipul.
Naluri si Gipul ternyata dapat merasakan derita tuannya dan si Gipul sepertinya tahu apa rencana si gadis dan si Gipul sambil meringis-ringis mengikuti tuannya.
Tak terelakkan bahwa sigadis beberapa meterlagi akan berada ditepi danau toba yang curam dan dalam itu, tidak disangka  disana ada lubang yang menganga siap untuk menerimanya , tiba-tiba si gadis terperosok ke dalam  lubang yang besar itu ....... dan aduh ........ tubuhnya sepenuhnya makin jauh tenggelam dalam lubang yang penuh dengan batu cadas hitam............, pikirannya nanar........, dia melihat kearah batu-batu itu seolah-olah batu-batu itu bergerak........ akan menghimpit dia . Dalam situasi itu si gadis berteriak..... "Parapat...........parapat batu.........parapat" artinya = "merapat......merapatlah batu.......merapatlah" dan kata-kata tersebut berulang-ulang dia teriakkan agar batu-batu cadas itu menjepit raganya dan jiwanya melayang.
Tidak ada orang yang tahu terperosoknya gadis tersebut ke dalam lobang kecuali si Gipul...., namun ada orang yang mendengar gonggongan anjing yang tidak henti-henti .......sehingga mencari tahu asal gonggongan anjing tersebut dan ternyata anjing itu berada ditepi lubang besar sambil menggongong dan menjadi pusat perhatian kedua orang petani yang melintas di daerah itu dan memperhatikan daerah lubang besar tersebut dan terdengar sayup-sayup suara mengatakan "Parapat......parapat batu......parapat" dan kemudian terdengar suara gemuruh dan lubang itu tertutup.
Orangtua si gadis sepulang dari kunjungannya dan mendapat kabar dari masyarakat didesanya menjadi terpukul dan sedih sehingga banyak orang yang berkunjung turut bersedih dan duka yang mendalam apa yang telah terjadi....... Dan berita itu santer menjadi buah bibir ke desa-desa lain. 
Diderah desa itu ada pekan=pasar tempat dagang atau sering menjadi tempat pertemuan penjual dan pembeli setiap orang didesa sekitar itu untuk menjual hasil taninya, banyak orang bercerita tentang kejadian yang langkah desa itu menjadi top berita desa. Dari cerita sedih yang tidak putus-putus itu terbentuklah pekan tersebut menjadi "pekan Parapat". Sehingga sampai kini daerah pekan  tersebut menjadi besar dan terkenal yang dapat kita dengar sebutan  kota "PARAPAT".
Sebelum masarakat lupa atas kejadian yang menimpa gadis desa itu, terjadi gempa besar khususnya sekitar Danau Toba yang dapat mengguncang tebing-tebing yang curam dan menjatuhkan batu-batu besar ke Danau Toba. setelah gempa berhenti , tampaklah batu besar seolah-olah tergantung pada dinding tebing dan bentuknya menyerupai  seorang gadis. Sampai saat ini orang percaya bahwa batu gantung itu penjelmaan anak gadis yang dahulu matinya terperangkap dalam lubang dekat jurang di tepi Danau TOBA. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar